Langganan:

Sunday, November 27, 2011

Tugas: Tafsiran Mars PLH

 Tuhan ciptakan alam nan indah
Manusia penerima amanah
Wahana karya bernilai ibadah
Ambil manfaat jangan serakah

Alam yang kita huni ini diciptakan oleh Tuhan untuk dijaga dan digunakan sebaik-baiknya. Manusia tidak dapat hidup tanpa bergantung dari alam. Alam juga menciptakan lapangan pekerjaan, contohnya petani membuat sawah, lalu menyediakan padi, untuk selanjutnya diolah menjadi beras dan nasi. Pekerjaan tersebut membantu orang lain, sehingga dapat disebut bernilai ibadah. Namun, tentu saja, kita tidak boleh mengeksploitasi alam dengan serakah.

Karya agungnya teramat luhur
Semua makhluk hidup makmur
Amal berkah tumbuh subur
Jagad raya sujud syukur

Berkat alam ciptaannyalah, semua makhluk dapat hidup. Hasil alam yang cukup berlimpah dan subur membuat makhluk hidup sejahtera dan makmur. Karena itu, sebagai makhluk hidup yang mensyukuri karunianya, kita harus mengucap syukur kepada Nya. Sujud syukur di sini disimbolkan sebagai ucapan syukur manusia tersebut.

Buma buha mata
Buka mata buka hati
Memelihara Alam Titipan Allah

Sebagai manusia yang ingin sadar akan lingkungannya, di lagu ini disimbolkan dengan "Buka Mata Buka Hati", yaitu mata untuk melihat bagaimana keadaan di sekitar kita, apa yang kita perbuat dan hasilnya, dan lain. "Buka hati", yaitu setelah melihat, tentu kita perlu melakukan sesuatu, yang tentunya dimulai dari niat dan pikiran dari hati kita. Tuhan menciptakan dunia ini selain untuk dieksploitasi, juga untuk dijaga agar terjadi keadaan lingkungan yang sustainable.

Jagalah mata jagalah hati
Ayunkan tangan langkahkan kaki
Memelihara alam titipan Illahi
Cermin insan khalifah fil-Ardhi

Mata dan hati perlu "dijaga dari pengaruh buruk", yang dapat menyebabkan diri kita bukannya menjaga alam, malah menghancurkan bumi. Jika tidak, kita tidak akan bisa membuka mata dan hati kita untuk alam. Ayunkan tangan langkahkan kaki, yaitu bekerja untuk menjaga alam (yaitu gotong royong, dan sebagainya), agar alam tetap lestari. Hal tersebut merupakan ciri orang yang tinggal dan memimpin di muka bumi.

Karena ulah tangan manusia
Darat dan laut rusak binasa
Warisan anak cucu tak tersisa
Bencana alam dimana-mana

Di samping manusia yang menjaga alam, ada juga manusia yang malah mengeksploitasi alam terlalu berlebihan, sehingga alam malah rusak. Tidak ada lagi sustainable environment, sehingga generasi selanjutnya tidak tahu lagi bagaimana keadaan bumi yang dulunya baik, sekarang malah menjadi hancur. Akibat kerusakkan alam, terjadi banyak bencana alam, contohnya banjir akibat illegal logging yang berlebihan, dan sebagainya.

Jiwa siswa SMA 8
Dan pendidikan lingkungan hidup
Ecological youth environmental source
Siswa peduli lingkungan hidup
Cermin insan khalifah fil Ardhi
Huu.. Fil Ardhi

SMAN 8 Pekanbaru telah menambah Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai kurikulumnya. Oleh karena itu, lekatlah hubungan siswa SMA 8 dengan lingkungan. Remaja sebagai generasi selanjutnya seharusnya dapat menjadi SDM yang menjaga lingkungan hidup, sebagai pemimpin masa depan yang tinggal di bumi.

Monday, November 14, 2011

Tugas: Banjir di Tengah Kota

Banjir di Tengah Kota

Kenapa sih?
Banjir sering kali menjadi masalah yang disebut “musiman”, karena lebih sering terjadi pada musim hujan, mengingat Indonesia yang mempunyai iklim tropis hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim-musim di Indonesia, sudah seperti buah simalakama. Ketika musim kemarau, orang mengharapkan air yang melimpah ruah karena kekeringan. Sumur tidak berair, keran tidak mengalir. Namun pada musim hujan yang sedang kita alami ini, orang mengharapkan matahari. Baju tidak kering, bahkan seperti pada judul masalah ini, banjir terjadi, bahkan di daerah tengah kota.
Saya ingat sekali, baru kemarin ketika saya mengikuti sebuah lomba di tempat yang tak jauh dari SMAN 8, pada sore hari turun hujan yang lebat. Jalan Ronggowarsito tergenang banjir sampai lebih dari mata kaki. Meskipun saya tidak sedang menggunakan kendaraan beroda dua yang notabene tidak dapat melindungin dari hujan, tetap saja banjir tersebut membuat khawatir kendaraan beroda empat yang bagian bawahnya pendek.

Sabtu, 12 November 2011 | 10:46 WIB
Pekanbaru Dilanda Banjir
Pekanbaru, Warta Kota
Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, sejak Jumat malam (11/11) hingga Sabtu (12/11) pagi diguyur hujan berintensitas sedang hingga lebat yang mengakibatkan sebagian kawasan permukiman dan jalanan di sana dilanda banjir.
Hasil penelusuran Antara menyebutkan, banjir yang menggenangi ’Kota Bertuah’ tampak hampir merata diseluruh kawasan. Namun dari 12 kecamatan yang ada, genangan air terparah terjadi di Kecamatan Rumbai Pesisir dan Marpoyan Damai serta Kecamatan Tampan.
Di tiga kecamatan ini, air yang menggenang di jalanan hingga permukiman warga mencapai lutut orang dewasa. Kondisi itu menyebabkan lalu lintas kendaraan dan aktivitas warga mengalami kelumpuhan.
"Anak juga nggak bisa sekolah. Suami saya juga nggak bisa jualan sayur ke pasar karena pasarnya juga banjir," kata Sugiyem, warga Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru.
Wanita 47 tahun ini berhasil ditemui saat ia mengelilingi kawasan permukiman disekitar huniannya di Jalan Gabus, Rumbai Pesisir, untuk melihat kondisi banjir yang "menyapa" wilayah itu.
Menurut Sugiyem, banjir di wilayahnya memang merupakan hal yang biasa terjadi setiap hujan deras dengan durasi cukup lama melanda.
"Bahkan beberapa bulan sebelumnya, ketinggian air sempat lebih tinggi dari yang sekarang," ujarnya.
Warga lainnya di Kecamatan Marpoyan Damai, Firman, juga menyatakan banjir di kawasannya merupakan hal yang biasa terjadi.
"Banjir biasanya merata. Bukan cuma kawasan pemukiman warga, tapi seluruh jalanan juga biasanya terendam. Seperti sekarang ini," katanya.
Menurut Firman, banjir yang melanda wilayahnya adalah disebabkan tatanan drainase atau saluran air yang kurang baik.
Kondisi itu menurutnya diperparah lagi dengan minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
"Kebanyakan masyarakat mulai dari pejalan kaki hingga pengendara selalu membuang sampah sembarangan. Padahal sudah disiapkan tempat-tempat sampah di berbagai kawasan yang ada di Kecamatan Marpoyan Damai. Hal demikian ini lah yang menyebabkan banjir di sini dari tahun ke tahun semakin parah," ujarnya.
Sementara untuk di Kecamatan Tampan, dikabarkan genangan air juga sempat melanda sejumlah kawasan yang memang merupakan ’langganan’ banjir. Seperti Rumah Sakit Jiwa ’Tampan’, Kantor Camat, dan sejumlah fasilitas pemerintah lainnya, termasuk jalanan utama dan yang mengarah ke permukiman warga di sana.

Wah, bagaimana?

Solusi-solusi dari masalah tersebut dapat dibagi menjadi 4 tahap solusi, yaitu:

Preventif
Pemerintah dapat membuat saluran-saluran air (parit, gorong-gorong, dan lain lain) yang baru dan lebih lebar. Selain itu, pemerintah dapat juga membersihkan parit dari sampah-sampah yang berpotensi menyebabkan banjir. Pemerintah juga dapat mensosialisasikan bahaya dari membuang sampah sembarangan kepada masyarakat.

Kuratif
Jika banjir terjadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah memungut sampah yang menggenang dan menyumbat saluran air, karena banjir biasanya terjadi karena penyumbatan saluran air. Penyapuan air ke lubang saluran air juga dapat mengurangi banjir.

Rehabilitatif
Setelah banjir terjadi dan sudah reda, pembersihan saluran air secara maksimal harus segera dilakukan untuk mencegah banjir terjadi lagi. Bangunan bangunan yang menutupi ruas jalan dan menutupi saluran air harus dibongkar ulang atau didenda. Sediakan area resapan air yang banyak, seperti membuat lubang resapan air di tempat yang rawan banjir, atau lubang resapan biopori bagi area yang sempit/tidak memadai.

Promotif
Pemerintah wajib menyediakan  tempat sampah yang cukup besar untuk sampah warga, tersebar di berbagai tempat secara merata. Tempat Pembuangan Akhir kecil juga disarankan untuk didirikan, karena alasan utama warga membuang sampah sembarangan adalah tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang dekat serta mudah dicapai.
Namun, pembuangan sampah ini harus ditata dengan baik, karena jika tidak, bukannya mengurangi banjir, malah akan memperparah banjir. Sebaiknya dinas kebersihan tidak memungut biaya tambahan untuk biaya jemput sampah ke rumah warga.
Seperti halnya preventif, pemerintah juga sepatutnya mengadakan penyuluhan kepada warga sekitar daerah rawan banjir tentang pentingnya membuang sampah di tempat yang telah disediakan dan penyuluhan cara membuat lubang resapan air.

Monday, October 10, 2011

K3LH: Hazard sebagai Tukang Bakso


















Tabel 1: Analisis Risiko

Jenis Bahaya
Resiko
Konsekuensi
Ruangan yang Kotor dan agak Kumuh
(Biologi)
Virus & Bakteri

Gatal
Penyakit Pernafasan

Panas dari Panci Kuah Bakso
(Fisika)
Terbakar


Tangan Melepuh
Luka bakar
Kulit mengelupas
Tempat Pembuangan Sampah yang Terlalu Dekat
(Biologi)
Virus dan Bakteri
Bau Busuk
Gatal
Penyakit pernafasan
Influenza, Infeksi
Menyiapkan bakso sambil berdiri
(Ergonomik)
Letih
Tangan pegal
Kaki pegal dan sakit
Tidak memakai alat bantu/sarung tangan saat menyiapkan makanan
(Biologi)
Virus dan Bakteri
Gatal
Bila tidak hiegenis, konsumen turut sakit
Tempat penyajian dekat dengan jalan
(Biologi, Kimia)
Virus, bakteri, polusi udara
Gangguan pernafasan
Mata merah karena polusi
Makanan menjadi tercemar
Gangguan pernafasan
Tidak mencuci tangan dahulu sebelum menyiapkan makanan
(Biologi)
Virus, bakteri
Gatal
Gangguan pencernaan baik pada pekerja maupun konsumen
Tempat penyajian berbahan dasar kayu dengan kompor ditanam
(Fisika)
Kebakaran
Kebakaran
Luka Bakar










































Tabel 2: Bentuk Analisa Semikualitatif


Tingkat Keparahan

Kemungkinan Terjadi
Jarang Terjadi (1)
Kurang  mungkin terjadi (2)
Mungkin terjadi (3)
Sangat mungkin terjadi (4)
Hampir pasti terjadi (5)
Tidak ada pengaruh (1)





Pengaruh sangat ringan (2)
Ruangan yang agak kotor dan kumuh (2)
Tempat pembuangan sampah dekat dengan tempat penyajian (4)

Menyiapkan bakso sambil berdiri (8)

Pengaruh ringan (3)


Tempat penyajian dekat dengan jalan (9)


Pengaruh serius (4)


Panas dari panci kuah bakso (12)


Tidak mencuci tangan dahulu sebelum menyiapkan makanan (20)

Tidak memakai sarung tangan/alat bantu (20)
Pengaruh fatal (5)

Kebakaran (10)




Tabel 3: Evaluasi Resiko



Hazard

Skor

Tafsiran

Tidak mengenakan sarung tangan/alat bantu dalam penyajian makanan

20
Tidak mengenakan alat bantu dapat menyebabkan berkembangnya virus dan bakteri

Tempat sampah yang dekat dengan tempat penyajian

4
Tempat sampah yang terlalu dekat dengan tempat penyajian dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh virus dan bakteri (non-hiegenis)

Posisi tubuh tidak ergonomik (Menyiapkan bakso sambil berdiri)

8
Posisi tubuh (menyiapkan makanan sambil berdiri) terlalu lama dapat menyebabkan badan letih

Tempat penyajian dekat dengan jalan raya

9

Tempat penyajian yang dekat dengan jalan raya dapat membuat makanan dan penyaji terpapar polusi dari jalan maupun kendaraan

Tempat penyajian terbuat dari bahan kayu dengan kompor tertanam

10
Tempat penyajian tersebut dapat terbakar bila tidak hati-hati dalam pemakaiannya

Panas dari Kuah Bakso

12
Bila terkena kulit, panas tersebut dapat membuat luka bakar yang cukup serius.

Tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan

20
Tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dapat menyebabkan ketidakhigenisan pada makanan.
Tidak memakai sarung tangan / alat bantu
20
Tidak memakai sarung tangan/alat bantu saat menyiapkan makanan dapat menyebabkan ketidakhigenisan pada makanan.

Pengendalian Resiko


Hazard
Pengendalian
Ruangan yang kotor dan berdebu
Membersihkan ruangan secara rutin sampai bersih
Posisi tubuh tidak ergonomik
Menyiapkan bakso tidak terlalu membungkuk
Tempat sampah yang dekat dengan tempat penyajian
Memakai tempat sampah berpenutup (dapat yang menggunakan penginjak kaki otomatis) atau menjauhkan tempat sampah tersebut.
Tempat penyajian dekat dengan jalan raya
Memindahkan kios, atau dapat menambahkan tirai/ gorden di depan kios
Luka bakar akibat panas dari panci kuah bakso
Menggunakan alas kain di sekeliling panci atau mengganti sendok dengan pegangan isolator terhadap panas
Ketidakhigenisan makanan
Mencuci tangan sebelum menyajikan makanan
Menggunakan sarung tangan atau alat bantu
Menggunakan penutup/tudung saji